Senin, 25 November 2013
Jumat, 22 November 2013
Sebuah Cara Memandang Hidup
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup dari setiap manusia tentu
berbeda-beda. Pandangan hidup manusia nantinya akan menentukan masa depan dari
manusia itu sendiri, karena arti dari pandangan hidup adalah pendapat dari
seorang manusia yang bisa menjadi pegangan manusia dalam menjalani hidupnya.
Pandangan hidup
bisa bersifat positif, negatif, optimis, bahkan pesimis. Jika seorang manusia
memandang hidup ini dari sisi yang negatif, maka hanya nilai negatifnya sajalah
yang akan ia dapatkan di hidupnya. Dia tidak bisa merasakan hal positif yang
ada di dunia ini, karena memang yang ada di pandangan dia hanyalah keburukan
dari sesuatu hal yang ada maka ia akan selalu merasa pesimis, begitu pula
seterusnya. Jika manusia memandang hidup ini positif, maka ia akan selalu
optimis dalam melakukan segala sesuatu.
Contohnya adalah
cita-cita. Cita-cita merupakan hal positif dalam hidup ini, cita-cita juga
merupakan salah satu unsur pembentuk pandangan hidup seseorang, karena melalui
cita-cita manusia bisa optimis menjalani hidupnya. Cita-cita bisa menjadi acuan
seorang manusia dalam menjalani hidup, maka seorang manusia tersebut tahu
kemana dia harus melangkah untuk mencapai atau mewujudkan cita-citanya
tersebut. Tetapi dapatkah seseorang mencapai apa yang di cita-citakan? Hal ini
tergantung dari tiga faktor, yaitu :
1. Faktor dari manusia itu sendiri, karena manusia itulah
yang memiliki cita-cita.
2. Faktor kondisi, bagaimanakah kondisi yang harus ia
hadapi selama proses mencapai apa yang di cita-citakan.
3. Faktor seberapa tinggi kah cita-cita yang ingin ia
capai.
Ketiga faktor tersebut merupakan yang mempengaruhi seorang
manusia dalam mencapai cita-cita.
Dari hal di
atas dapat disimpulkan mengapa setiap manusia tentu mempunyai pandangan yang
berbeda-beda dalam menjalani hidup, karena hal itulah yang bisa membedakan
manusia dengan makhluk lain. Manusia mempunyai pemikiran atau sesuatu penilaian
terhadap segala hal, mungkin dengan adanya pandangan hidup, maka seorang
manusia bisa mempunyai “garisan” sebaik tolak ukur bagaimana dia harus bersikap
dalam menjalani hidup di dunia ini.
-Manusia dan Pandangan Hidup-
Inspired by:
http://aliseptiansyah.wordpress.com/2013/05/06/tugas-1-manusia-dan-pandangan-hidup/
Minggu, 10 November 2013
Sinar...
Kisah ini berasal dari seorang gadis kecil yang penuh semangat dan sangat menyayangi ibunya.
Sinar, iya nama itu sangat pantas diberikan kepada gadis kecil yang masih berada di kelas dua Sekolah Dasar Tondo Pata, Polewali Mandar, Sulawesi Selatan. Seperti namanya, hidup sang gadis kecil ini pun menjadi sinar cerah untuk hidup ibunya.
Sinar, iya nama itu sangat pantas diberikan kepada gadis kecil yang masih berada di kelas dua Sekolah Dasar Tondo Pata, Polewali Mandar, Sulawesi Selatan. Seperti namanya, hidup sang gadis kecil ini pun menjadi sinar cerah untuk hidup ibunya.
Sinar mungkin memang tidak seberuntung gadis kecil lainnya di luar sana. Di usianya yang semuda ini Ia harus mengalami penderitaan yang cukup berat dan bagaimana kerasnya hidup yang harus ia jalani.
Sinar tinggal berdua dengan sang Ibu yang bernama Murni. Rumahnya yang terletak di Desa Riso, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terlihat sangat sederhana dengan dinding yang terbuat dari kayu.
Sudah dua tahun
Ibu Sinar lumpuh karena terjatuh. Sejak itu pula hidupnya tergantung pada sang
Sinar. Setiap hari sinar harus berjalan kaki menempuh beberapa kilometer untuk
pergi menuntut ilmu. Sebelum pergi ke sekolah, setiap harinya Sinar harus
mengurus sang Ibu hingga tak jarang Sinar datang terlambat di sekolah. Sinar
tidak pernah mengeluh atau merintih kelelahan karena harus mengalami hidup yang
serba terbatas seperti ini.
Seusai pulang
sekolah, Sinar sendirian mengurus ibunya. Sejak menderita lumpuh, anak-anak
Murni pergi merantau untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena faktor
ekonomi. Sang suami yang merantau ke Malaysia juga tidak ada kabar beritanya.
Tugas Sinar setiap
harinya adalah menyuapi ibunya makan dan minum, memandikannya, hingga mengurus
buang air ibunya. Sinar juga harus mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan
memasak. Ya memasak nasi untuk sang ibu dan dirinya sudah pasti menjadi tugas
Sinar. Hanya nasi. Tidak ada lauk apa pun. Simpati tetangga dan kerabat
terkadang menguatkan Sinar dan ibunya menghadapi hidup. Nyaris seluruh waktunya
telah Sinar berikan untuk ibunya yang sakit parah.
Tetapi Tuhan
Maha Adil, selalu ada kebahagiaan setelah penderitaan. Berkat kesabaarannya
dalam menjalani semua cobaan hidup, Sinar mendapatkan banyak pertolongan dari
orang-orang yang simpati kepada dia dan ibunya. Ada dermawan yang memberikan
pakaian, beras, uang, dan juga kasur untuk tidur. Bahkan ada juga dermawan yang
mau membantu membiayai sekolah Sinar.
Kisah Sinar
terlah menginspirasi banyak orang, termasuk diri saya sendiri. Saya belajar
dari kisah Sinar, bahwa hidup ini tentunya butuh perjuangan dan hidup ini akan
sangat berarti bila bisa bermanfaat untuk orang lain. Tidak hanya saya, kisah
Sinar dan ibunya juga telah menginspirasi Charlie, vokalis band ST12. Sebagai
bentuk simpati, Charlie menciptakan lagu berjudul Sinar Pahlawanku. Bukan hanya
mencipta lagu, ST12 bahkan menginap di rumah Sinar.
- Manusia
dan Penderitaan-