Atifa Isvindiani. Jika seseorang
menanyakan satu hal yang terlintas dikepala saya ketika mendengar nama tersebut
maka saya akan menjawab, SAHABAT.
Ya. Sudah hampIr 10 tahun aku dan
dia bersahabat. I call her “Vindi” atau “Nyet”
(panggilan akrab kami berdua). Mungkin memang terdengar agak sedikit kasar,
tapi memang begitu adanya.
Aku menganal Vindi sejak pertama
kali mengikuti ekstrakulikuler Paskibra di sekolah, tepatnya pada saat aku
kelas 1 SMP.
Entah mengapa aku dan dia cepat
begitu akrab satu sama lain. Selama 3 tahun bersekolah di SMP yang sama, aku dan
Vindi tidak pernah sekalipun berada pada kelas yang sama, di sekolah pun Vindi
mempunyai banyak teman sepermainan, sehingga aku dengannya lebih banyak
meluangkan waktu untuk bermain bersama sepulang sekolah, meskipun itu hanya
sekedar makan mie ayam, duduk di taman menceritakan banyak hal atau menginap
dirumahnya.
Vindi orang yang menyenangkan. Entah
mengapa aku bisa begitu percaya kepadanya, sehingga begitu banyak cerita dan
rahasia yang ku katakan padanya (semoga dia selalu bisa menjaganya dengan
baik).
Sampai tiba pada akhirnya, lulus
dari SMP, tidak disangka aku dan dia kembali dipertemukan di sekolah SMA yang
sama. Namun lagi-lagi sama saja seperti pada masa SMP, selama 3 tahun aku tidak
pernah sekelas dengannya.
Begitu banyak hal yang membuat persahabatan
kami bisa terus berjalan, mulai dari banyaknya hal-hal kesukaan kami yang tidak
sengaja ternyata sama seperti kami penyuka rasa greentea, coffee, kami
suka teh tarik, kami suka ramen, kami
suka group band yang sama (Maliq & D’essentials), kami suka takoyaki, kami
suka datang ke acara musik, kami ingin menjadi penyiar radio dan masih banyak
lagi hal lainnya. Anyway, ada 1 hal yang amat-amat tidak disukai Vindi, yaitu MENTIMUN.
Entah mengapa dia amat sangat membencinya.
Meskipun tak jarang banyak hal yang berlainan di antara kami, justru itu
membuat persahabatan kami semakin berwarna seperti dia pencinta korea, aku
tidak. Dia pecinta hujan, aku tidak. Dia si insomnia, aku tidak. Dia pelupa,
aku sepengingat. Dia si cuek, aku si peka. Dia si buta jalan, aku si peta. Dan lainnya….
Vindi orang yang baik dan dia selali ceria, di luar
sikap dan sifat cueknya, dia adalah sahabat yang selalu setia dan peduli. How precious
you’re in my life, Vin.
Sekarang, aku dengan dia sudah
tidak lagi berada di ruang lingkup pendidikan yang sama, karena Vindi mulai
mengajar impiannya satu-persatu, yaitu menjadi penyiar radio dan seorang
jurnalis. Sedangkan aku, mengejar impian ku yang lain, yaitu kuliah
ekonomi/manajemen, untuk mewujudkan cita-citaku menjadi seorang pengusaha yang
sukses. Namun hal tersebut tidak menghalangi persahabatan kami, setidaknya aku
dengannya masih bisa bertemu paling tidak 1 minggu 1x, ya kan Vin?
Well, now I just wanna say thank you because you will always
support me wherever whenever.
And I just wanna sing a song..
“Dear my friend, you're the joy
in my life,
Your smile has brighten up my
day,
Dear my friend, you got me
through the lonely times,
You're lighten up my way
Won't you hear me say, i'll be
right away,
When you need me all the way,
You are not alone, i am here
for you,
And all you've got to do just
listen
Baby tell me when you miss me,
Call me when you're lonely,
Hey there don't you worry,
No matter how far baby i'll be
there. yeah.
I'll be there for you.”
Hivi – Dear Friend
0 komentar:
Posting Komentar